Makalah Pembanding Aborigin
Disusun Oleh :
Muhammad Haikal Rahmatullah
1110032100011
A. SEJARAH
ABORIGIN
Suku aborigin di
Australia diperkirakan bermigrasi dari Afrika menuju Asia sekitar 70.000 tahun
lalu, kemudian menetap di daratan Australia sejak 60.000 tahun lalu, bahkan
dalam sumber lain dikatakan bahwa suku ini sudah ada sejak 125.000 tahun lalu,
hal ini tentu menimbulkan perdebatan dikalangan peneliti karena banyak pendapat
yang memperkirakan keberadaan suku Aborigin pertamakali. Istilah Aborigin
secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu “Ab” yang artinya “Dari”
dan “Origo” yang artinya “Asal/Awal”, disisi lain ada pula sebuah
kebudayaan yang terlahir dari suku Torrest, mereka bermukim didaerah
selat tores kepulauan papua new gini, kebudayaan Aborigin dengan Suku Torres
sangatlah berbeda hal ini terlihat dari bahasa yang digunakan dalam
masing-masing suku.
Dalam sistem
kebudayaannya suku Aborigin terkenal akan kemahirannya dalam berburu, serta
hidupnya yang berpindah-pindah karena menyesuaikan ketersediaaan bahan pangan
alam. Sejarah mencatat bahwa dalam suku Aborigin terdapat 300 klan dengan 250
varian bahasa dan 700 macam dialek. setiap klan memiliki tradisi juga
kepercayaan yang berbeda-beda ditambah dengan kehidupannya yang nomaden, ada
yang hidup di hutan, gurun, pedalaman, pegunungan bersalju dan pesisir akan
tetapi mereka semua memiliki satu kepercayaan yang sama tentang “Dreamtime”
atau “Masa Impian”.
Aborigin memiliki hukum
sosial dan perkawinan kompleks, berdasarkan pengelompokan manusia di dalam
masyarakat mereka, Mereka juga memiliki sistem kekerabatan yang kompleks di
mana setiap orang berhubungan dengan orang lain, untuk memahami hal ini ada
tiga aspek yang harus dipahamai yaitu :
- Penataan fisik masyarakat dalam
hal jumlah - keluarga, dan suku.
Sebuah suku atau kelompok dikelompokkan
menurut bahasanya masing-masing mungkin sekitar 500 orang/kelompoknya, biasanya
terdiri dari 10-20 Band bergabung bersama-sama untuk hari ke hari berburu dan
mengumpulkan makanan, Setiap Band bisa disebut juga "gerombolan", dan
Dalam setiap gerombolan terdapat beberapa keluarga.
- Penataan agama berdasarkan
keyakinan dan adat istiadat, totem, dan hukum pernikahan.
- Penataan sistem struktul sosial.
Sistem sosial ini memungkinkan setiap
orang dalam masyarakat Aborigin disebutkan namanya dalam hubungannya satu sama
lain, Ini terlihat ketika orang non Aborigin pergi untuk hidup dalam komunitas
Aborigin, dan dengan bangga menceritakan teman-teman mereka bahwa mereka telah
diadopsi oleh kelompok, yang disebut "ibu / bapak", "anak /
anak" atau "saudara / saudari" kepada seseorang. Ketika Aborigin
menerima orang luar ke dalam kelompok mereka, mereka harus memberikan nama
kepada orang itu dalam kaitannya dengan diri mereka sendiri, untuk memungkinkan
orang itu untuk masuk ke dalam masyarakat mereka.
Klan adalah unit penting
dalam masyarakat Aborigin, setiap klan memiliki nama sendiri dan wilayahnya
masing-masing serta merupakan unit lahan pemilikan. Setiap Klan terdiri dari
40-50 kelompok orang dengan wilayah umum dan totem, dan memiliki nama grup
mereka sendiri. Ini terdiri dari kelompok keluarga besar, pada umumnya seorang
laki-laki yang terlahir dia akan masuk ke dalam klan dan tetap berada di
wilayah marga (keturunan). Akan tetapi Tidak semua anggota klan tinggal di
wilayah satu marga, misalnya seorang putri satu marga pergi untuk hidup di
wilayah marga suami mereka, jika itu adalah tradisi untuk suku itu. Meskipun
klan memiliki wilayahnya sendiri, anggota dari satu klan akan hidup dengan yang
lain.
B. PERKEMBANGAN
SUKU ABORIGIN
Suku Aborigin sama sekali
tidak membangun peradaban dalam bentuk fisik bangunan megah seperti halnya
peradaban-peradaban kuno lainnya akan tetapi semua aspek kehidupannya tertuang
dalam suatu karya seni yang terbilang maju seperti lukisan-lukisan besar di
cadas, lagu-lagu, serta jenis-jenis tarian panjang yang berisi cerita seperti
halnya opera di era modern ini, Semua ini merupakan hasil peradaban Aborigin
yang sangat unik ditambah lagi dengan nilai-nilai spiritual keagamaanya.
Orang-orang Aborigin
hidup dalam kelompok masing-masing, gerombolan serta bertemu pada saat-saat
upacara, suku Aborigin ternyata telah memiliki hokum sosial dan perkawinan yang
kompleks dalam kehidupan masyarakat mereka seperti :
- Perumahan
Konsep rumah yang dibangun oleh suku
aborigin adalah tempat sederhana yang ditutupi oleh lembaran dedaunan secara
tumpang tindih, ada pula yang tidur di luar ruangan alias alam terbuka dengan
ditemani api unggun.
Gaya arsitek serta bahan bangunan
yang dipakai untuk membuat sebuah rumah pastilah sangat berbeda-beda tergantung
daerah yang ditempatinya masing-masing.
Sejak kedatangan bangsa Eropa ke
tanah Australia yang dahulunya disebut dengan “New Holland” di abad
ke-17, akan tetapi justifikasi kepemilikan Australia sebagai bagian dari
inggris baru terdeklarasi pada tahun 1770 oleh Kapten James Cook, wilayah
ini kemudian dijadikan sebagai koloni terhukum dan pada tanggal 26 Januari
1788, 11 armada kapal pertama telah membawa 1.500 orang (setengahnya merupakan
narapidana) tiba di pelabuhan Sydney, proses migrasi narapidana ini berlanjut
sampai tahun 1868, sejarah mencatat sekitar 160.000 pria dan wanita telah
dating ke Australia sebagai narapidana, pada tahun 1820-an banyak sekali
penduduk eropa ini melakukan ekspansi terhadap wilayahnya yang akan dijadikan
sebagai tempat pemukiman serta lading yang tentunya telah merugikan suku
aborigin yang terlebih dahulu telah menempati tanah itu, sehingga suku Aborigin
harus rela tersingkirkan oleh orang-orang Eropa, tidak sedikit dari tindakan ini
yang menggunakan kekerasan seperti penggunaan Senjata.
C. SISTEM
KEPERCAYAAN
Suku Aborigin mempercayai
konsep Dewa-dewa, mereka dikenal sangat religious dan spiritual, berbeda dengan
kepercayaan indonesia kuno Aborigin tidak memiliki dan mempercayai konsep
Animisme akan tetapi mereka meyakini adanya reinkarnasi yaitu mereka percaya
bahwa banyak hewan dan tumbuhan yang dipertukarkan dengan kehidupan manusia
dari roh atau jiwa.
Aborigin Australia meyakini bahwa yang
menciptakan dunia ini beserta aturannya adalah nenek moyang mereka, dan mereka
pun percaya dunia ini masih terus diciptakan mereka menyebutnya dengan
“Dreamtime” atau “proses penciptaan”, untuk memasuki proses penciptaan ini
(masa lalu, sekarang dan masa depan) mereka melakukan sebuah upacara sampai
proses penciptaan itu tergambarkan baik kedalam sebuah lukisan, tarian,
nyanyian dan juga cerita.
D. DAFTAR
PUSTAKA
www.aboriginalculture.org, www.wikipedia/indigenousaustralian.com, World Religion, Firs Edition,
Ramdas Lamb, Editor (USA, The Asia Foundation).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar