Selasa, 18 Juni 2013

Responding Paper Agama Jain

Responding Paper Agama Jain
Disusun Oleh :

Muhammad Haikal Rahmatullah
1110032100011


Makalah ini Merupakan Resume dari Makalah : 


A.   Sejarah dan Perkembangan Agama Jain
Agama Jain merupakan sebuah agama kuno dari india, istilah Jain memiliki arti Penaklukan”, maksudnya agama yang menaklukan nafsu dalam tata hidup manusiawi, Agama Jain mulai diakui di Magadha, India Utara sekitar abad ke 6 & 5 SM, tepatnya pada saat Mahavira atau Vardhamana (Thirtankara ke-24) mengajarkan ajaran-ajarannya, maka dari itu tidaklah heran jika sosok Mahavira disebut sebagai Nabi Jain terakhir. Mahavira lahir pada tahun 599 SM di wilayah Republik Vaisali, Behar ayahnya bernama Sidarta sedangkan ibunya bernama Tri Sala.

Mahavira sebenarnya nama gelar yang artinya (Perwira Perkasa) yang diberikan oleh masyarakat, karena di umurnya yang ke-7 tahun dia berhasil menjinakan seekor gajah yang liar, tidak hanya itu dia juga mendapat julukan Jain yang artinya (Gagah Perkasa).

Kemunculan Agama Jain diawali dengan ketidak puasan masyarakat India terhadap Hindu, selain dari itu Mahavira merasa kesal atas prilaku kasta Brahmana yang melakukan banyak penyelewengan ditambah dengan meninggalnya kedua orang tua Mahavira akibat kelaparan, karena dalam ajaran Hindu meninggal dalam keadaan lapar itu merupakan kematian yang suci (Holy Death) yang pada akhirnya mengundang pemberontakan besar-besaran yang di pimpin oleh Mahavira sendiri, dari sinilah kemudian Mahavira bersumpah untuk merenung dan mengasingkan diri selama 12 tahun.

12 tahun lamanya Mahavira tidak memperlihatkan dirinya akan tetapi setelah kembalinya ia menemukan ilmu-ilmu baru serta ucapan yang benar, maka tidak heran jika setelah kembalinya banyak orang yang mengikutinya, semua pidato dan ceramahnya dijadikan panutan oleh para pengikutnya yang dinamakan Jaina, upaya pengikutnya dalam menjalankan segala apa yang dituturkan oleh Mahavira, itu terlihat atas usaha pengumpulan dan pembukuan semua pidato-pidato Mahavira kedalam sebuah buku yang dinamakan “ Ardha Majdi“.

Setelah meninggalnya Mahavira, Agama Jain terpecah sekitar tahun 310 SM menjadi 2 Sekte yaitu Sekte Syetambara (Memakai Jubah Putih) yang berada di bagian Utara India dan Digambara (Berpakaian Langit atau Telanjang) yang berada di bagian Selatan India, perpecahan ini terjadi karena pergantian musim yang tidak menentu yang mengakibatkan migrasi besar penganut Jain, di sebelah Utara beriklim dingin sedangkan di Selatan beriklim panas maka terjadilah pola penggunaan pakaian yang berbeda.

Sampai saat ini para penganut agama Jain tercatat sudah mencapai 8 juta orang (di India), mereka semua termasuk golongan intelektual dan termasuk orang menengah ke atas, dalam perkembangannya Agama Jain mewariskan berbagai macam bangunan (Kuil) yang kaya akan nilai estetika dari arsitekturnya, tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi penganut agama Jain akan tetapi bangunan-bangunan ini telah menjadi objek wisata India yang menambah devisa negara..


B.   Kitab Suci agama Jain
Kitab suci Agama Jain disebut “Siddahanta” yang bermakna perintah, ajaran dan bimbingan, isinya merupakan semua pidato yang dikumpulkan oleh para penganutnya dan di kodifikasikan menjadi sebuah buku, proses pembukuan ini terjadi sekitar tahun 130 SM, pada saat itu sejumlah penganut agama Jain berkumpul di Patli Putra untuk mengumpulkan ceramah-ceramah Mahavira.

C.   Kepercayaan Agama Jain
1.      Konsep Tuhan
Agama Jain menolak adanya Tuhan, yang maha mencipta (The Creator) tapi meyakini ada yang Maha Kuat termasuk manusia didalamnya.
2.      Konsep Alam
Agama Jain menganut faha Dualisme dimana ada dua kategori di alam ini yaitu : Jiva (Zat yang Hidup) dan Ajiva (Zat yang Mati).
3.      Konsep Karma
Agama Jain menerima konsep Karma-Samsara yang terjadi karena adanya Jiva-Ajiva, tujuan utama penganut Jain adalah menjadi Paramatman yaitu jiwa yang sempurna yang bisa dicapai ketika tidak ada lagi karma.

D.   Etika Penganut Agama Jain
Para penganut Agama Jain terdiri dari beberapa lapisan diantaranya adalah Pendeta, Biara dan orang Awam, setiap lapisan memiliki etika sendiri seperti :
Etika/Sumpah besar (Maha-Vata) untuk para pendeta ada 5 :
·         Ahimsa : Tidak ada kekerasan
·         Satya : Rasional/Logis
·         Asteya : Tidak mencuri
·         Brahmacharaya : Berpantrang diri dari Nafsu, pikiran, perkataan dan perbuatan.
·         Aparigraha : ketidak melekatan terhadap pikiran, perkataan dan perbuatan.

Sedangkan untuk lapisan awam ada 12 etika diantaranya :
·         Tidak membunuh maklukh
·         Tidak pernah berbohong
·         Tidak mencuri
·         Tidak berzina
·         Tidak tamak
·         Menghindari godaan
·         Membatasi barang yang dipakai sehari-hari
·         Menjaga hal yang berlawanan dengan usaha agar terhindar dari kesalahan
·         Menjaga periode-periode meditasi yang telah dicapai
·         Mengamati periode-periode penolakan diri
·         Memanfaatkan periode-periode kesempatan menjadi pendeta
·         Memberi sedekah

E.    Upacara Keagamaan Jain
  1. Samayik
Yaitu suatu praktek ritual yang penting dalam agama Jain untuk mendekatkan diri dengan jiwa kita sendiri dengan cara duduk bermeditasi selama 48 menit.
  1. Chaturvismati
Yaitu penyembahan 24 Tirtankara (Nabi) setelah orang mencapai Sambhav di samayik.
  1. Vandan
Yaitu proses pemberian salam kepada para pendeta, karena mereka dianggap terhormat.
  1. Pratikraman
Yaitu ritual pertobatan dengan proses mengakui dosa yang telah dilakukan serta menyesalinya.
  1. Kayotsarga
Yaitu proses meditasi Jiwa

F.    Kesimpulan
Agama Jain merupakan agama yang memiliki rentetan sejarah yang begitu panjang, berawal dari ketidak puasan dari Agama Hindu kemudian munculah Agama Jain yang dibawa oleh Mahavira yang dipercaya sebagai Nabi ke-24. Pada masa perkembangannya tidak sedikit orang yang menganut agama ini sampai-sampai lebih dari 8 juta orang telah menganut agama Jain khususnya di India.
Sumbangsih terbesar dari Agama Jain adalah bangunan yang mimiliki corak arsitektur yang sangat megan dan Indah yang pada akhir-akhir ini menjadi objek wisatawan dunia.
Semua jenis ritual serta konsep ajarannya sedikit tidak jauh berbeda dengan agama Hindu, Agama Jain mengenal Karma, Samsara Filsafat Dualisme, dan bahkan bentuk ritualnyapun hamper mirip seperti halnya Puuja (pemanjatan Doa).

Dari penjelasan semua ini Ilmu yang mungkin dapat dipelajari dari Agama Jain adalah Ahimsa (Tidak ada Kekerasan), yaitu konsep perdamaian yang ditawarkan oleh agama Jain kepada manusia yang menjunjung tinggi nilai Hak Asasi Manusia.

1 komentar: