Selasa, 18 Juni 2013

Responding Paper Agama Shinto

Responding Paper Agama Shinto
Disusun Oleh :

Muhammad Haikal Rahmatullah
1110032100011


Makalah ini Merupakan Resume dari makalah : Nur Rismayanti



A.     SEJARAH AGAMA SHINTO
Istilah Shinto secara bahasa berawal dari dua suku kata yaitu “Shin” artinya “Roh” dan “To” artinya “Jalan”. Jadi Shinto adalah “Jalannya Roh” baik roh orang yang sudah meninggal maupun roh-roh langit dan bumi. Pada dasarnya nama asli dari agama Shinto adalah “Kami no Michi” yang bermakna Dewa, namun seiring desarnya budaya tiongkok yang masuk ke Jepang maka ada interpolasi kata terhadap Kami no Michi menjadi Shinto yang asalnya dari Thien-Tao (Jalan Langit).
Agama Shinto didirikan mulai sekitar 2.500-3000 tahun yang lalu di Jepang, Shinto memiliki 13 Sekte dan memiliki penganutnya sekitar 30 juta orang, dalam lintas sejarah Jepang perkembangan agama Shinto dapat dibagi kedalam beberapa fase yakni :
  1. Masa Dinasti Heian (794-1160 M)
Pada masa ini banyak sekali para tokoh yang berusaha untuk merukunkan agama Buddha dan Shinto diantaranya :
·         Saicho / Dengyo Daishi (767-822 m)
Beliau mendirikan sekte Tendai pada tahun 805 M, dengan ajarannya yang khas yaitu tidak ada perbedaan antara dewa-dewa agama Budha dengan Dewa-dewa dalam agama Shinto.
·         Kukai / Kobo Daishi (774-835 M)
Beliau mendirikan sekte Shingon pada tahun 809 M, ajarannya tidak jauh berbeda dengan sekte tendai yaitu tidak ada pebedaaan antara dewa Budha dengan Shinto, akan teteapi Sekte Shingon ini mengemasnya dalam suatu teori Inkarnasi (pancaran) yakni bahwa pada dasarnya dewa-dewa agama shinto merupakan inkarnasi dari para Buddha.

  1. Masa Dinasti Kamakura (1185-1336 M)
Pada masa ini agama Buddha mulai menunjukkan perkembangannya dibanding agama Shinto yang mulai menurun, hal ini terjadi karena ada pola pembaharuan besar-besaran yang bersumber dari agama Buddha.
  1. Masa Dinasti Ashikaga (1336-1573 M)
Pada masa ini muncul sebuah sekte yang berusaha menyatukan antara ajaran Shinto, Buddha dan konghuchu sekte ini disebut Yoshida Shinto yang didirikan oleh Yoshida Kanetomo (1435-15511 M). kesatuan ke-3 agama tersebut digambarkan sebagai berikut.
“Agama Buddha dianggap sebagai Bunga dan buah dari semua prinsip aturan (Dharma) yang ada di alam ini, Konghucu sebagai cabang ranting, dan Shinto sebagai akar dan batangnya”

  1. Masa Dinasti Tokugawa / Edo (1603-1863 M)
Pada masa ini muncul beberapa sekte yang berusaha untuk merevivalis dan pembaharuan agama Shinto diantaranya :
·         Aliran Mito
·         Aliran Fukko Shinto
·         Aliran Kurozumikyo
·         Aliran Tenrikyo


B.      AJARAN DAN KEPERCAYAAN AGAMA SHINTO
  • Kami
Dalam tradisi jepang “kami” ditujukan kepada sesuatu yang memiliki kekuatan spiritual, apapun objeknya, baik atau buruk sifatnya masyarakat jepang tetap akan menamakan “Kami” jika objek tersebut memiliki nilai mistis, boleh dikatakan “Kami” merupakan Dewa/dewi. Diantara Dewa dalam agama Shinto ialah : Dewa Dosojin & Ebisu (Dewa Keberuntungan Jepang), Dewa Inari (Dewa Makanan).
  • Ajaran Tentang Manusia
para penganut agama Shinto meyakini bahwa Manusia merupakan keturunan dari para “Kami”
  • Ajaran Tentang Dunia
Dunia ini memiliki 3 lapisan menurut agama Shinto yaitu :
1.      Tamano-Hara : tanah langit yang tinggi.
2.      Yomino-Kuni : Tempat orang yang sudah meninggal.
3.      Tokoyono-Kuni : Kehidupan yang abadi”

  • Ritual Keagamaan
Secara praktik tatacara keagamaan agama Shinto tidak jauh berbeda dengan agama Buddha, akan tetapi ada sedikit perbedaan yang sederhana seperti halnya ketika hendak berdoa dalam agama Buddha seseorang mencakupkan ke-2 tangannya secara pelan tanpa suara, berbeda dengan Shinto yang mencakupkan ke-2 tangannya dua kali dengan nada keras (bersuara), yang lebih penting lagi segala ritus keagamaan Shinto ditujukan untuk memuja Dewi Matahari (Amaterasu Omikami).
  • Festival (Matsuri)
Yaitu sebuah upacara keagamaan yang sering dilakukan di Jinjai, dengan proses berdoa baik yang bersifat Kigansai (Individual) maupun Jichinsai (material).
           

C.      KITAB SUCI AGAMA SHINTO
Kitab suci agama Shinto terdiri dari 4 kitab tua diantaranya :
·         Kejiki : Berisikan tentang catatan peristiwa purbakala.
·         Nihonji : Berisi sejarah Jepang.
·         Yeghisiki : Berisi tentang Lembaga-lembaga yang telah dibangun.
·         Manyosiu : Kumpulan bunga rampai dan juga sajak.

      

D.     TEMPAT SUCI AGAMA SHINTO
Salah satu tempat suci dari agama Shinto adalah “Kuil Shinto” (Jinjai). Sedangkan pendeta agama Shinto disebut Kannushi, sedangkan pembantu Kannushi disebut Miko (wanita yang mengatur keuangan dan Manajmen Jinjai) untuk kepala Kannushi disebut pula sebagai “Guji”

E.      SEKTE AGAMA SHINTO
  • Imperial Shinto (Kyuchu Shinto atau Koshitsu Shinto)
  • Folk Shinto (Minzoku Shinto)
  • Sect Shinto (Kyoha atau Shuha Shinto)
  • Shrine Shinto (Jinja Shinto)

F.       PERJUPAAN AGAMA SHINTO DENGAN AGAMA YANG LAIN
Dalam rentetan sejarah Jepang yang sangat panjang agama Shinto telah mengalami pertemuan bahkan sinkretisasi dengan agama lain yang dating dari luar seperti dari Cina : Buddha, Konghucu dari Portugis : Kristen Asia Timur : Islam.
  • Perjumpaan dengan Agama Buddha
Agama Buddha masuk ke tanah jepang sektar tahum 552 M dari India melalui jalur China, masuknya Buddha ke Jepang telah membawa pengaruh yang besar terhadap perkembangan Jepang, contohnya saja telah terjadi dualism antara Shinto dengan Buddha yaitu ada penyamaan antara dewa-dewa Shinto dengan Buddha.
  • Perjumpaan dengan Agama Islam
Pertemuan Islam dengan Shinto terjadi, berawal dari aliansi antara Kerajaan Ottoman Turki dengan Jepang karena keduanya merupakan Negara yang sama-sama berada dalam tekanan barat dan bisa merasakan kebebasan bernegara, dari hubungan ini berlanjut kepada sikap saling mangunjungi untuk membicarakan soal kenegaraan namun pada akhirnya pertemuan itu telah menjadi awal cerita Islam masuk ke Jepang. Menurut sejarah orang jepang yang pertama kali memeluk agama Islam adalah Shotaro yang kemudian merubah namanya menjadi Abdul Halim Noda.
  • Perjumpaan dengan Agama Kristen

Agama Kristen dikenalkan kepada Jepang oleh St. Franciscus Xaverius pada tahun 1950 tepatnya pada masa pemerintahab Nobunaga. Sikap pemerintah Nobunaga terhadap Kristen dinilai sangat akab karena Negara memang menjamin dan memberikan kebebasan terhadap Kristen dalam penyebarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar