Responding Paper Agama Shinto
Disusun Oleh :
Muhammad Haikal Rahmatullah
1110032100011
Makalah ini Merupakan Resume dari makalah : Nur Rismayanti
A. SEJARAH AGAMA
SHINTO
Istilah Shinto secara bahasa berawal
dari dua suku kata yaitu “Shin” artinya “Roh” dan “To” artinya “Jalan”. Jadi
Shinto adalah “Jalannya Roh” baik roh orang yang sudah meninggal maupun roh-roh
langit dan bumi. Pada dasarnya nama asli dari agama Shinto adalah “Kami
no Michi” yang bermakna Dewa, namun seiring desarnya budaya
tiongkok yang masuk ke Jepang maka ada interpolasi kata terhadap Kami no Michi
menjadi Shinto yang asalnya dari Thien-Tao (Jalan Langit).
Agama Shinto didirikan mulai sekitar
2.500-3000 tahun yang lalu di Jepang, Shinto memiliki 13 Sekte dan memiliki penganutnya
sekitar 30 juta orang, dalam lintas sejarah Jepang perkembangan agama Shinto
dapat dibagi kedalam beberapa fase yakni :
- Masa Dinasti Heian (794-1160 M)
Pada masa ini banyak sekali para
tokoh yang berusaha untuk merukunkan agama Buddha dan Shinto diantaranya :
·
Saicho / Dengyo Daishi (767-822 m)
Beliau mendirikan sekte Tendai
pada tahun 805 M, dengan ajarannya yang khas yaitu tidak ada perbedaan antara
dewa-dewa agama Budha dengan Dewa-dewa dalam agama Shinto.
·
Kukai / Kobo Daishi (774-835 M)
Beliau mendirikan sekte Shingon
pada tahun 809 M, ajarannya tidak jauh berbeda dengan sekte tendai yaitu tidak
ada pebedaaan antara dewa Budha dengan Shinto, akan teteapi Sekte Shingon ini
mengemasnya dalam suatu teori Inkarnasi (pancaran) yakni bahwa pada
dasarnya dewa-dewa agama shinto merupakan inkarnasi dari para Buddha.
- Masa Dinasti Kamakura (1185-1336
M)
Pada masa ini agama Buddha mulai
menunjukkan perkembangannya dibanding agama Shinto yang mulai menurun, hal ini
terjadi karena ada pola pembaharuan besar-besaran yang bersumber dari agama
Buddha.
- Masa Dinasti Ashikaga (1336-1573
M)
Pada masa ini muncul sebuah sekte
yang berusaha menyatukan antara ajaran Shinto, Buddha dan konghuchu sekte ini
disebut Yoshida Shinto yang didirikan oleh Yoshida Kanetomo
(1435-15511 M). kesatuan ke-3 agama tersebut digambarkan sebagai berikut.
“Agama Buddha dianggap sebagai Bunga
dan buah dari semua prinsip aturan (Dharma) yang ada di alam ini, Konghucu
sebagai cabang ranting, dan Shinto sebagai akar dan batangnya”
- Masa Dinasti Tokugawa / Edo
(1603-1863 M)
Pada masa ini muncul beberapa sekte yang
berusaha untuk merevivalis dan pembaharuan agama Shinto diantaranya :
·
Aliran Mito
·
Aliran Fukko Shinto
·
Aliran Kurozumikyo
·
Aliran Tenrikyo
B. AJARAN DAN
KEPERCAYAAN AGAMA SHINTO
- Kami
Dalam tradisi jepang “kami” ditujukan
kepada sesuatu yang memiliki kekuatan spiritual, apapun objeknya, baik atau
buruk sifatnya masyarakat jepang tetap akan menamakan “Kami” jika objek
tersebut memiliki nilai mistis, boleh dikatakan “Kami” merupakan Dewa/dewi.
Diantara Dewa dalam agama Shinto ialah : Dewa Dosojin & Ebisu (Dewa
Keberuntungan Jepang), Dewa Inari (Dewa Makanan).
- Ajaran Tentang Manusia
para penganut agama Shinto meyakini bahwa Manusia merupakan
keturunan dari para “Kami”
- Ajaran Tentang Dunia
Dunia ini memiliki 3 lapisan menurut agama Shinto yaitu :
1. Tamano-Hara : tanah
langit yang tinggi.
2. Yomino-Kuni :
Tempat orang yang sudah meninggal.
3. Tokoyono-Kuni :
Kehidupan yang abadi”
- Ritual Keagamaan
Secara praktik tatacara keagamaan
agama Shinto tidak jauh berbeda dengan agama Buddha, akan tetapi ada sedikit
perbedaan yang sederhana seperti halnya ketika hendak berdoa dalam agama Buddha
seseorang mencakupkan ke-2 tangannya secara pelan tanpa suara, berbeda dengan
Shinto yang mencakupkan ke-2 tangannya dua kali dengan nada keras (bersuara),
yang lebih penting lagi segala ritus keagamaan Shinto ditujukan untuk memuja Dewi
Matahari (Amaterasu Omikami).
- Festival (Matsuri)
Yaitu sebuah upacara keagamaan yang
sering dilakukan di Jinjai, dengan proses berdoa baik yang bersifat Kigansai
(Individual) maupun Jichinsai (material).
C. KITAB SUCI
AGAMA SHINTO
Kitab suci agama Shinto terdiri dari 4 kitab tua diantaranya
:
·
Kejiki : Berisikan tentang catatan peristiwa purbakala.
·
Nihonji : Berisi sejarah Jepang.
·
Yeghisiki : Berisi tentang Lembaga-lembaga yang telah dibangun.
·
Manyosiu : Kumpulan bunga rampai dan juga sajak.
D. TEMPAT SUCI
AGAMA SHINTO
Salah satu tempat suci dari agama
Shinto adalah “Kuil Shinto” (Jinjai). Sedangkan pendeta agama Shinto
disebut Kannushi, sedangkan pembantu Kannushi disebut Miko (wanita
yang mengatur keuangan dan Manajmen Jinjai) untuk kepala Kannushi disebut pula
sebagai “Guji”
E. SEKTE AGAMA
SHINTO
- Imperial Shinto (Kyuchu Shinto atau Koshitsu
Shinto)
- Folk Shinto (Minzoku Shinto)
- Sect Shinto (Kyoha atau Shuha Shinto)
- Shrine Shinto (Jinja Shinto)
F. PERJUPAAN
AGAMA SHINTO DENGAN AGAMA YANG LAIN
Dalam rentetan sejarah Jepang yang
sangat panjang agama Shinto telah mengalami pertemuan bahkan sinkretisasi
dengan agama lain yang dating dari luar seperti dari Cina : Buddha, Konghucu
dari Portugis : Kristen Asia Timur : Islam.
- Perjumpaan dengan Agama Buddha
Agama Buddha masuk ke tanah jepang
sektar tahum 552 M dari India melalui jalur China, masuknya Buddha ke Jepang
telah membawa pengaruh yang besar terhadap perkembangan Jepang, contohnya saja
telah terjadi dualism antara Shinto dengan Buddha yaitu ada penyamaan antara
dewa-dewa Shinto dengan Buddha.
- Perjumpaan dengan Agama Islam
Pertemuan Islam dengan Shinto
terjadi, berawal dari aliansi antara Kerajaan Ottoman Turki dengan Jepang
karena keduanya merupakan Negara yang sama-sama berada dalam tekanan barat dan
bisa merasakan kebebasan bernegara, dari hubungan ini berlanjut kepada sikap
saling mangunjungi untuk membicarakan soal kenegaraan namun pada akhirnya
pertemuan itu telah menjadi awal cerita Islam masuk ke Jepang. Menurut sejarah
orang jepang yang pertama kali memeluk agama Islam adalah Shotaro yang
kemudian merubah namanya menjadi Abdul Halim Noda.
- Perjumpaan dengan Agama Kristen
Agama Kristen dikenalkan kepada
Jepang oleh St. Franciscus Xaverius pada tahun 1950 tepatnya pada
masa pemerintahab Nobunaga. Sikap pemerintah Nobunaga terhadap Kristen dinilai
sangat akab karena Negara memang menjamin dan memberikan kebebasan terhadap
Kristen dalam penyebarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar